"Itu (suara alat berat) yang menjadi penyebab hancurnya hutan dan panas di Berau," kata Mardiono, menyebut tentang aktivitas penambangan batubara di kawasan Hutan Kota Tangap, yang berbatasan dengan kampungnya. Masalahnya, suhu udara di Berau pada siang hari kini tidak lagi ramah untuk para petani. Oleh karena itu, Mardiono mesti beradaptasi dengan mengubah jam kerja. Biasanya dia pergi ke ladang selepas sembahyang Subuh, sekitar pukul 05.30 Wita.
Sore itu, Mardiono tengah beristirahat di gubuk di belakang rumahnya, saat mengisahkan perjuangan bertani di tengah suhu yang memanas. Untuk mencukupi kebutuhan harian, Mardiono menargetkan bisa panen sayur setiap hari. Untuk itu dia harus pintar mengatur jadwal mencangkul, tanam, perawatan, hingga panen. Mengutip laman resmi ITB, itb.ac.id, kerja sama yang dijalin mencakup studi kelayakan yang bertujuan mendukung proyek CCUS Tangguh serta pengembangan hub CCS Tangguh.
Menurut Wolff, kombinasi pembukaan hutan yang masif dan pemanasan global inilah yang menyebabkan suhu di Berau meningkat hingga 0,95 derajat celcius dalam 16 tahun. Jelas bahwa panas dari deforestasi telah menurunkan kemampuan untuk bekerja dengan aman. Hutan-hutan yang menghilang dalam hitungan hari hingga tahun itu telah memperdalam dampak krisis iklim di Berau.
Begitu matahari mulai naik, sekitar pukul 09.30, dia sudah kembali ke rumah dan baru kembali ke ladang selepas Asar, sekitar pukul 16.00. Marwan mengatakan, para penambang ini biasanya melibatkan pemilik tanah dengan izin untuk pematangan lahan, tapi tujuan utamanya untuk mengambil batubara. "Bukan hanya hutan kota, bahkan area sekitar Bandara Kalimaru juga dikepung tambang batubara," kata Marwan.
Ike Anggraini, pengajar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda, yang turut dalam tim kajian Wolff di Berau mengatakan, deforestasi telah menghilangkan fungsi pendinginan dari hutan. Selain menghadapi terik yang membakar, menurut Mardiono, para petani kini juga menghadapi cuaca yang tidak menentu. "Sekarang terkadang panas seharian, lalu tiba-tiba hujan sangat lebat dan berangin. Dulu hujan lebih lama, tetapi sekarang lebih pendek dan sangat deras," katanya.
Lubang-lubang tambang di sekitar bandara yang menganga itu terlihat jelas saat pesawat meninggalkan Berau yang terpanggang panas, dan bakal semakin memanas.... Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa CCS merupakan serangkaian proses yang tujuannya menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber emisi. Sementara itu, Kathy Wu berharap proyek CCUS dan CCS hub ini dapat menjadi model uji coba untuk proyek penangkapan dan penyimpanan karbon untuk masa depan. Dimulai tahapan penyampaian laporan dan sambutan, kemudian paparan dari narsum. Serta dipungkasi dengan penandatanganan berita berau acara kesepakatan.(Diskominfoberau/IKP/ Hd). Sekaligus mensinergikan perencanaan pembangunan yang menjadi kebijakan pemerintah daerah dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.Hal ini juga dalam rangka mengatasi permasalahan daerah yang menjadi isu strategis di Kabupaten Berau.
Dampaknya pada kesehatan terutama dari meningkatnya paparan panas yang bisa memicu dehidrasi hingga gangguan ginjal. Tapi, sejak maraknya penambangan batubara tiga tahun terakhir, sekarang hutan kota itu hanya menyisakan beberapa hektar saja. Hanya 200 meter dari pintu gerbang Hutan Kota Tangap, terlihat puluhan alat berat bekerja membongkar hutan dan mengeruk batubara. Warga Berau, Kalimantan Timur, harus menanggung peningkatan suhu yang mencapai 0,95 derajat celsius dalam 16 tahun terakhir.
Kenaikan suhu harian ini tiga kali lebih cepat dari rata-rata global. Data Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan, suhu Bumi telah menghangat sekitar 1,1 derajat celsius sejauh ini, tetapi itu butuh waktu lebih dari 150 tahun. Laju pemanasan global ini sekitar 0,15 hingga 0,2 derajat celsius per tahun. Namun, Berau memanas hampir satu derajat hanya dalam 16 tahun dengan laju 0,6 derajat per tahun.
Tri Budi Kurniawan (43), Ketua RT 008 Kampung Baru mengatakan, warga telah berulang-ulang protes dengan aktivitas penambangan batubara yang merusak Hutan Kota Tangap. "Hutan Kota Tangap ini dulu kebanggaan warga Berau, jadi pusat wisata, dan pelindung kampung kami serta sumber air," katanya. "Sebagai negara yang berkomitmen terhadap pengurangan karbon dan mitigasi perubahan iklim, Indonesia terus berupaya untuk mengembangkan teknologi-teknologi yang mendukung keberlanjutan lingkungan," kata beliau dalam keterangan resminya.
Menurut kajian Wolff dan tim, peningkatan suhu harian di Berau ini telah meningkatkan 7,3–8,5 persen kematian dari semua penyebab, atau sekitar 101–118 tambahan kematian per tahun pada 2018. Selain itu, peningkatan suhu ini juga menyebabkan peningkatan waktu kerja yang tidak aman sebesar 0,31 jam per hari di daerah yang terdeforestasi dibandingkan dengan 0,03 jam per hari di daerah yang mempertahankan tutupan hutan. Dalam jangka panjang, deforestasi juga meningkatkan emisi karbon sehingga berkontribusi terhadap pemanasan global.
Sore itu, Mardiono tengah beristirahat di gubuk di belakang rumahnya, saat mengisahkan perjuangan bertani di tengah suhu yang memanas. Untuk mencukupi kebutuhan harian, Mardiono menargetkan bisa panen sayur setiap hari. Untuk itu dia harus pintar mengatur jadwal mencangkul, tanam, perawatan, hingga panen. Mengutip laman resmi ITB, itb.ac.id, kerja sama yang dijalin mencakup studi kelayakan yang bertujuan mendukung proyek CCUS Tangguh serta pengembangan hub CCS Tangguh.
Menurut Wolff, kombinasi pembukaan hutan yang masif dan pemanasan global inilah yang menyebabkan suhu di Berau meningkat hingga 0,95 derajat celcius dalam 16 tahun. Jelas bahwa panas dari deforestasi telah menurunkan kemampuan untuk bekerja dengan aman. Hutan-hutan yang menghilang dalam hitungan hari hingga tahun itu telah memperdalam dampak krisis iklim di Berau.
Begitu matahari mulai naik, sekitar pukul 09.30, dia sudah kembali ke rumah dan baru kembali ke ladang selepas Asar, sekitar pukul 16.00. Marwan mengatakan, para penambang ini biasanya melibatkan pemilik tanah dengan izin untuk pematangan lahan, tapi tujuan utamanya untuk mengambil batubara. "Bukan hanya hutan kota, bahkan area sekitar Bandara Kalimaru juga dikepung tambang batubara," kata Marwan.
Ike Anggraini, pengajar dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman Samarinda, yang turut dalam tim kajian Wolff di Berau mengatakan, deforestasi telah menghilangkan fungsi pendinginan dari hutan. Selain menghadapi terik yang membakar, menurut Mardiono, para petani kini juga menghadapi cuaca yang tidak menentu. "Sekarang terkadang panas seharian, lalu tiba-tiba hujan sangat lebat dan berangin. Dulu hujan lebih lama, tetapi sekarang lebih pendek dan sangat deras," katanya.
Lubang-lubang tambang di sekitar bandara yang menganga itu terlihat jelas saat pesawat meninggalkan Berau yang terpanggang panas, dan bakal semakin memanas.... Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa CCS merupakan serangkaian proses yang tujuannya menangkap karbon dioksida (CO2) dari sumber-sumber emisi. Sementara itu, Kathy Wu berharap proyek CCUS dan CCS hub ini dapat menjadi model uji coba untuk proyek penangkapan dan penyimpanan karbon untuk masa depan. Dimulai tahapan penyampaian laporan dan sambutan, kemudian paparan dari narsum. Serta dipungkasi dengan penandatanganan berita berau acara kesepakatan.(Diskominfoberau/IKP/ Hd). Sekaligus mensinergikan perencanaan pembangunan yang menjadi kebijakan pemerintah daerah dengan aspirasi yang berkembang di masyarakat.Hal ini juga dalam rangka mengatasi permasalahan daerah yang menjadi isu strategis di Kabupaten Berau.
Dampaknya pada kesehatan terutama dari meningkatnya paparan panas yang bisa memicu dehidrasi hingga gangguan ginjal. Tapi, sejak maraknya penambangan batubara tiga tahun terakhir, sekarang hutan kota itu hanya menyisakan beberapa hektar saja. Hanya 200 meter dari pintu gerbang Hutan Kota Tangap, terlihat puluhan alat berat bekerja membongkar hutan dan mengeruk batubara. Warga Berau, Kalimantan Timur, harus menanggung peningkatan suhu yang mencapai 0,95 derajat celsius dalam 16 tahun terakhir.
Kenaikan suhu harian ini tiga kali lebih cepat dari rata-rata global. Data Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) menunjukkan, suhu Bumi telah menghangat sekitar 1,1 derajat celsius sejauh ini, tetapi itu butuh waktu lebih dari 150 tahun. Laju pemanasan global ini sekitar 0,15 hingga 0,2 derajat celsius per tahun. Namun, Berau memanas hampir satu derajat hanya dalam 16 tahun dengan laju 0,6 derajat per tahun.
Tri Budi Kurniawan (43), Ketua RT 008 Kampung Baru mengatakan, warga telah berulang-ulang protes dengan aktivitas penambangan batubara yang merusak Hutan Kota Tangap. "Hutan Kota Tangap ini dulu kebanggaan warga Berau, jadi pusat wisata, dan pelindung kampung kami serta sumber air," katanya. "Sebagai negara yang berkomitmen terhadap pengurangan karbon dan mitigasi perubahan iklim, Indonesia terus berupaya untuk mengembangkan teknologi-teknologi yang mendukung keberlanjutan lingkungan," kata beliau dalam keterangan resminya.
Menurut kajian Wolff dan tim, peningkatan suhu harian di Berau ini telah meningkatkan 7,3–8,5 persen kematian dari semua penyebab, atau sekitar 101–118 tambahan kematian per tahun pada 2018. Selain itu, peningkatan suhu ini juga menyebabkan peningkatan waktu kerja yang tidak aman sebesar 0,31 jam per hari di daerah yang terdeforestasi dibandingkan dengan 0,03 jam per hari di daerah yang mempertahankan tutupan hutan. Dalam jangka panjang, deforestasi juga meningkatkan emisi karbon sehingga berkontribusi terhadap pemanasan global.